Rezeki semua orang sudah ada yang mengatur. Rezeki tidak ada yang tertukar. Namun setiap orang punya caranya sendiri untuk mencari rezeki. Ada yang berdagang, menjadi pengusaha atau bekerja pada negara.
Mungkin itulah yang dipikirkan pasangan suami-istri ini. Usia mereka sudah renta, tapi masih terus mencari rezeki berdua. Mereka berdua adalah pasangan yang sangat bersahaja. Walau hidup pas-pas an dari berjualan uli, jajanan khas Betawi, mereka sudah sangat bersyukur. Padahal nenek Khosim sedang sakit dan perlu biaya pengobatan pengapuran tulang. Anak kedua mereka yang paling perhatian juga baru saja pergi mengadap Yang Maha Kuasa terlebih dahulu karena kanker payudara. Namun mereka tidak serta merta mengeluh.
Suatu hari seorang perempuan yang membeli uli mereka, perempuan itu tidak sengaja meninggalkan laptopnya di lapak kakek-nenek Khosim.
Lalu pria tiba-tiba datang ke lapak dagangan kakek dan nenek Khosim. Pria muda itu mengeluh soal biaya pengobatan anaknya. Keluh kesahnya didengar oleh dua orang tua itu. Tak disangka, mereka dengan ikhlas memberi sedikit rezeki mereka untuk pria yang mereka tidak kenal.

Seorang mahasiswa datang membeli uli, namun sayang saat akan membayar, kakek dan nenek Khosim tidak punya uang kembalian. Jadi mahasiswa itu dapat uli gratis. Saat mau pergi ia malah mau membeli laptop yang tertinggal tadi. Dengan sigap, pasangan ini menolak.
Belum sampai di situ, kesabaran mereka diuji lagi. Seorang pengemis paruhbaya kaya raya yang menawarkan uang kaget kepada kakek Khosim. Ia mengajak kakek untuk mengemis. Ia mengiming-imingi uang satu juta setiap hari dari mengemis. Dengan berbagai alasan, kakek Khosim menolak. Akhirnya pengemis itu pergi. Ia gagal memaksa kakek Khosim.

Tak disangka, seorang gadis yang tidak bisa berbahasa Indonesia datang membeli uli. Ia berbahasa Sunda dan bahasa Inggris. Nenek Khosim hanya bisa menjawab bahasa Sunda seadanya, sedangkan saat ia berbahasa Inggris, mereka hanya tersenyum.
Saat itu juga perempuan yang meninggalkan laptopnya datang. Ia ingin mengambil lagi laptopnya. Di situ, nenek Khosim menceritakan kejadian seharian, mengulang cerita bertemu dengan orang-orang tadi. Perempuan itu lantas memborong sisa dagangan mereka dan malah membayar dengan uang satu juta rupiah. Nenek Khosim lalu menangis memeluk gadis itu.

Raut wajah ibu dan bapak sangat bahagia. Mereka pulang ke rumah dengan mendorong gerobak uli mereka. Bukan rumah yang besar, hanya sebuah kamar. Rasa syukur terus membuat mereka merasa cukup walaupun sudah kehilangan satu anak yang mereka sayangi, mereka tidak pernah menyerah dengan kehidupan.
Sumber : YouTube via Cerpen.co.id
0 Response to "Suami-Istri Renta Ini Ikhlas Berikan Uang ke Pria yang Anaknya Sedang Sakit, Tak Disangka Alasannya Bikin Hati Terenyuh"
Posting Komentar