Ibu Mertua Selalu Menyebutku "Istri Pembawa Sial", Namun Sikapku Ini Akhirnya Membuat Dia Luluh dan Meminta Maaf Padaku

Hana adalah seorang perempuan kota dari keluarga berkecukupan. Dia jatuh cinta kepada Fadli dan sudah mantap membina keluarga bersama kekasih pujaannya itu. Tanggal pernikahan sudah ditetapkan, mereka akan menjadi suami istri. Namun masih ada ganjalan yang menghalangi hubungan mereka.
Ibu Fadli masih tidak mau merestui hubungan mereka berdua. Hingga hari H, ibu mereka menolak untuk datang ke acara ijab kabul mereka padahal Fadli sangat membutuhkan doa restu ibundanya. Ketika paman Fadli menjemput ibunya untuk datang ke pernikahan mereka, ibu mereka menolak secara kasar, “Saya gak akan pernah ketemu mereka! Sampai kapanpun, saya gak akan pernah menyetujui hubungan Fadli dengan perempuan itu!”
Acara pernikahan mereka pun terpaksa dilanjutkan tanpa kehadiran ibu Fadli. Walaupun mendengar ibu Fadli tidak merestui pernikahan mereka, Hana membulatkan tekad untuk tinggal bersama ibu mertuanya itu karena Fadli masih tinggal bersama ibunya. Mereka berdua tiba di rumah Fadli yang terletak di desa. Dengan senyuman Hana memberi salam kepada ibu mertuanya namun balasannya menyakitkan Hana.
“Haram tangan ibu disentuh oleh anak perempuan yang bapaknya itu sudah menyebabkan kematian suami ibu! Dia itu hanya membawa sial buat kehidupan kamu” jawab ibu mertuanya. Memang ayah Fadli telah meninggal karena tidak sengaja tertabrak oleh mobil ayah Hana. Sejak itu ibu Fadli terus menyalahkan Hana walaupun Hana tidak ada sangkut pautnya ketika kejadian itu.
Begitu juga ketika tanaman cabai yang sebentar lagi di panen rusak karena hujan besar, ujung-ujungnya ibu Fadli menyalahkan kehadiran Hana yang membawa sial. “Gara-gara kamu memperistri perempuan ini! Dasar istri pembawa sial!” ucap ibunya kepada Fadli. Hana hanya berdoa meminta kesabaran untuk menghadapi ibu mertuanya ini. Suatu hari 3 orang preman desa melihat Hana dan menggoda dia juga melecehkan Hana.
Tak disangka ibu mertua Hana terketuk hatinya untuk menolong Hana dan menjauhkan dari preman itu. Namun ibu mertuanya terjatuh karena didorong oleh preman-preman itu dan membuat ibu mertuanya harus dirawat. Selama di rumah sakit, Hana tak pernah meninggalkan ibu mertuanya dan merawat dengan sabar tanpa mengingat segala perlakuan buruk yang diterimanya. Ketulusan Hana akhirnya membuahkan hasil manis, ketika ibu mertuanya sadar, dia menyadari bahwa Hana adalah perempuan yang baik hati dan cocok bersanding dengan Fadli. Ibu mertuanya bersyukur karena Hana masih mau menjaganya dengan tulus dan kini dia memperlakukan Hana dengan baik.
Melalui kisah ini, kita diajarkan bahwa kekuatan dari kesabaran, doa, dan keikhlasan akan membawa kita kepada situasi yang lebih baik. Karena tidak selalu hidup kita akan dihadapkan kepada kesulitan dan air mata tapi akan ada waktunya kehidupan kita berganti menjadi tawa bahagia. Tetap berdoa dan bersyukur! Semoga bermanfaat :)
Mertua sejatinya menjadi sosok orangtua yang sama seperti orangtua kandung. Namun banyak dari kita yang punya kesan buruk tentang sosok mertua. Memang banyak cerita nyata atau fiksi yang menggambarkan mertua yang galak dan menyebalkan. Banyak juga yang menceritakan perlakuan yang sabar menantu kepada mertuanya, seperti kisah dalam video ini.

0 Response to "Ibu Mertua Selalu Menyebutku "Istri Pembawa Sial", Namun Sikapku Ini Akhirnya Membuat Dia Luluh dan Meminta Maaf Padaku"

Posting Komentar